|
|
| :: Dari Milis Saya :: | |
| | Pengirim | Message |
---|
Justice Bao -= Um Momod =-
Jumlah posting : 1991 Age : 53 Location : Jakarta Job/hobbies : don't trust anybody Registration date : 07.03.08
| Subyek: :: Dari Milis Saya :: Sun Jan 18, 2009 8:39 am | |
| Jangan masak air dengan microwave
Anak saya yg berumur 26 tahun memutuskan untuk membuat minum kopi. Ia mengambil secangkir air & dipanaskan ke dalam microwave untuk dipanaskan(sebagaim ana sering dia lakukan sebelumnya). Saya tidak tahu berapa lama di menge-set timer pada microwave tersebut, tetapi dia mengatakan kalau dia ingin air tersebut mendidih. Ketika timernya sudah otomatis mati, dia mengambil cangkir tersebut dari dalam oven. Dia lihat ke dalam cangkir, dan nampak bahwa air dalam cangkir tidak mendidih, tetapi tiba-tiba air di dalam cangkir "muncrat" ke wajahnya. Cangkir tersebut
masih tetap dipegang sampai dia melemparkan dari tanganya, tetapi semua air panas tersebut telah muncarat ke wajahnya karena adanya energi. Semua wajahnya melepuh dan dia mengalami luka bakar (1-kulit ari) dan(2- kulit jangat/ melepuh ber-air), yang mungkin akan meninggalkan bekas luka. Dia juga hampir kehilangan sebagian penglihatan pada mata kirinya.
Sewaktu di rumah sakit, dokter yang merawat dia mengatakan bahwa hal ini sering terjadi, dan seharusnya tidak memanaskan air (hanya air) dalam microwave oven. Jika air dipanaskan dengan cara ini (dalam microwave), sesuatu harus dimasukkan ke dalam cangkir untuk bisa men-difui-kan energi seperti stik kayu, tea bag (teh celup), dll. Tetapi akan lebih aman kalau tidak mendidihkan air pada ketel air. Mohon teruskan informasi ini kepada semua rekan dan keluarga.
Salam, Williams. | |
| | | Justice Bao -= Um Momod =-
Jumlah posting : 1991 Age : 53 Location : Jakarta Job/hobbies : don't trust anybody Registration date : 07.03.08
| Subyek: Re: :: Dari Milis Saya :: Sun Jan 18, 2009 8:46 am | |
| Perbedaan Persepsi
Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang Istri berpesan DUA hal kepada 2 anak laki-lakinya : - Pertama : Jangan pernah menagih hutang kepada orang yg berhutang kepadamu. - Kedua : Jika pergi ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.
Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.
Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka.
Jawab anak yang bungsu : "Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih". "Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak".
Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang Ibu pun bertanya hal yang sama. Jawab anak sulung : "Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut".
"Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Karenanya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup."
"Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama".
MORAL CERITA : Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang berbeda. Jika kita melihat dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita... pilihan ada di tangan anda.
'Berusahalah melakukan hal biasa dengan cara yang luar biasa'
| |
| | | Justice Bao -= Um Momod =-
Jumlah posting : 1991 Age : 53 Location : Jakarta Job/hobbies : don't trust anybody Registration date : 07.03.08
| Subyek: Re: :: Dari Milis Saya :: Sun Jan 18, 2009 8:51 am | |
| Gaji Seorang Ayah
Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah Perusahaan swasta terkemuka di jakarta, tiba dirumahnya pada pukul 9 malam seperti biasanya. Lalu Dea, putri pertamanya yang baru duduk di kelas 3 SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama. “Koq, belum tidur ?” sapa Andrew sambil mencium kening anaknya. Kerana biasanya Dea memang sudah terlelap ketika ayahnya pulang dan baru bangun ketika ayahnya akan berangkat di pagi hari. Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Dea menjawab “Aku nunggu ayah pulang. Sebab aku mau tanya, berapa sih gaji ayah ?” dea bertanya dengan polosnya. Lalu sang ayah menjawab, “Lho koq tumben, koq nanya gaji ayah? Mau minta uang lagi ya ?” “Ah. enggak. Dea pengen tau aja koq yah..” ucap Dea singkat. “Oke, kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari ayah bekerja sekitar 190 jam dan di bayar Rp. 400.000,- . Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja . Sabtu dan minggu libur, kadang hari sabtu ayah masih harus lembur. Jadi, gaji papa dalam 1 bulan berapa hayo..? “ Dea berlari mengambil kertas dan pesilnya dari meja belajar sementara sang ayah melepas sepatu dan menyalakan TV. Ketika Andrew beranjak menuju kamar untuk mengganti pakaian, Dea berlari mengikutinya. “Kalo 1 hari ayah dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam papa digaji Rp. 40.000,- dong ?” katanya. “Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki lalu tidur sana. ” perintah Andrew. Tetapi, Dea tidak beranjak. Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Dea kembali bertanya, ” Ayah, Dea boleh pinjam uang Rp. 5000,- enggak? “ “Sudah, ga usah macam-mascam lagi Dea, buat apa minta uang malam-malam begini? ayah capek dan mau mandi dulu. Kamu tidur sana” Jawab Andrew. “Tapi ayah……” Dea meratap. Tapi sebelum Dea melanjutkan ucapannya, Andrew yang sudah habisa kesabarannya membentak putrinya itu, “Ayah bilang tidur! ” hardiknya mengejutkan Dea. Lalu Dea pun berbalik meninggalkan kamar sang ayah dan berjalan menuju kamarnya Usai Mandi, sang ayah nampak menyesali karna sudah membentak sang anak. Lalu ia pun menengok Dea dikamar tidurnnya. Ternyata anak kesayangannya itu belum tidur. Andrew mendapati Dea anaknya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya. Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu Andrew berkata, “Maafkan ayah y nak, ayah enggak ada niat untuk membentak kamu, tapi memangnya buat apa sih kamu minta uang malam-malam begini? kalau mau beli mainan besok kan bisa, jangankan Rp. 5.000,- lebih dari itu pun ayah pasti kasih” ucap sang ayah. “Ayah, dea ga minta uang, dea hanya mau pinjam. Nanti akan Dea kembalikan kalau Dea sudah menabung lagi dari uang jajan Dea selama seminggu ini” “Iya, iya… tapi buat apa uang itu sayang ?” tanya sang ayah dengan lembut. “Begini yah.. Dea sudah nunggu ayah dai jam 8. Dea mau ajak ayah main ular tangga.. Tiga puluh menit aja… Bunda sering bilanng kalau waktu ayah itu sangat berharga. Jadi, Dea mau ganti waktu ayah. Dea buka tabungan dea hanya ada Rp. 15.000,- tapi, karena ayah bilang 1 jam ayah dibayar Rp. 40.000,- maka kalu setengah jam Rp. 20.000,- kan? Tapi uang tabungan Dea masih kurang Rp. 5.000,- makanya Dea mau pinjam dulu dari ayah” kata Dea dengan polosnya. Andrew pun terdiam, ia kehilangan kata - kata. Dipeluknya bocah kecil itu eat - erat dengan perasaan yang penuh haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang ia berikan selama ini tidaklah cukup untuk “membeli” kebahagiaan anaknya… | |
| | | Justice Bao -= Um Momod =-
Jumlah posting : 1991 Age : 53 Location : Jakarta Job/hobbies : don't trust anybody Registration date : 07.03.08
| Subyek: Re: :: Dari Milis Saya :: Sun Jan 18, 2009 9:03 am | |
| | |
| | | YENI GALUH NURPRATIWI -= Eyang Putri =-
Jumlah posting : 2770 Location : KAHYANGAN Job/hobbies : Beauty is my Life Registration date : 05.10.07
| | | | Justice Bao -= Um Momod =-
Jumlah posting : 1991 Age : 53 Location : Jakarta Job/hobbies : don't trust anybody Registration date : 07.03.08
| Subyek: Re: :: Dari Milis Saya :: Mon Jan 19, 2009 4:19 pm | |
| Beberapa waktu yang lalu sekembalinya berbelanja kebutuhan, saya sekeluarga pulang dengan menggunakan taksi. Ada adegan yang menarik ketika saya menumpang taksi tersebut, yaitu ketika sopir taksi hendak ditilang oleh polisi. Sempat teringat oleh saya dialog antara polisi dan sopir taksi. Polisi (P) :Selamat siang mas, bisa lihat Sim dan STNK? Sopir ( Sop ) : Baik Pak? P : Mas tau..kesalahannya apa? Sop : Gak pak P : Ini nomor polisinya gak seperti seharusnya (sambil nunjuk ke plat nomor taksi yg memang gak standar) sambil langsung mengeluarkan jurus sakti mengambil buku tilang?lalu menulis dengan sigap Sop : Pak jangan ditilang deh? wong plat aslinya udah gak tau ilang kemana? kalo ada pasti saya pasang P : Sudah?saya tilang saja?kamu tau gak banyak mobil curian sekarang? (dengan nada keras !! ) Sop : (Dengan nada keras juga ) Kok gitu! taksi saya kan Ada STNK nya pak , ini kan bukan mobil curian! P : Kamu itu kalo di bilangin kok ngotot (dengan nada lebih tegas) kamu terima aja surat tilangnya (sambil menyodorkan surat tilang warna MERAH) Sop : Maaf pak saya gak mau yang warna MERAH suratnya?Saya mau yg warna BIRU aja P : Hey! (dengan nada tinggi) kamu tahu gak sudah 10 Hari ini form biru itu gak berlaku! Sop : Sejak kapan pak form BIRU surat tilang gak berlaku? P : Inikan dalam rangka OPERASI, kamu itu gak boleh minta form BIRU? Dulu kamu bisa minta form BIRU? tapi sekarang ini kamu Gak bisa? Kalo kamu gak kamu ngomong sama komandan saya (dengan nada keras dan ngotot) Sop : Baik pak, kita ke komandan bapak aja sekalian (dengan nada nantangin tuh polisi) Dalam hati saya? berani betul sopir taksi ini ? P : (Dengan muka bingung) Kamu ini melawan petugas!? Sop : Siapa yg melawan!? Saya kan cuman minta form BIRU? Bapak kan yang gak mau ngasih P : Kamu jangan macam-macam yah? saya bisa kenakan pasal melawan petugas! Sop : Saya gak melawan!? Kenapa bapak bilang form BIRU udah gak berlaku? Gini aja pak saya foto bapak aja deh? kan bapak yg bilang form BIRU gak berlaku (sambil ngambil HP) Wah ? wah hebat betul nih sopir ?. berani, cerdas dan trendy ? (terbukti dia mengeluarkan hpnya yang ada berkamera. P : Hey! Kamu bukan wartawankan! ? Kalo kamu foto saya, saya bisa kandangin (sambil berlalu) Kemudian si sopir taksi itupun mengejar itu polisi dan sudah siap melepaskan?shoot pertama? (tiba-tiba dihalau oleh seorang anggota polisi lagi ) P 2 : Mas, anda gak bisa foto petugas sepeti itu Sop : Si bapak itu yg bilang form BIRU gak bisa dikasih (sambil tunjuk polisi yg menilangnya) lalu si polisi ke2 itu menghampiri polisi yang menilang tadi, ada pembicaraan singkat terjadi antara polisi yang menghalau si sopir dan polisi yang menilang. Akhirnya polisi yg menghalau tadi menghampiri si sopir taksi P 2 : Mas mana surat tilang yang merah nya? (sambil meminta) Sop: Gak sama saya pak?.. Masih sama temen bapak tuh (polisi ke 2 memanggil polisi yang menilang) P : Sini tak kasih surat yang biru (dengan nada kesal) Lalu polisi yang nilang tadi menulis nominal denda sebesar Rp..30.600 sambil berkata?nih kamu bayar sekarang ke BRI ? lalu kamu ambil lagi SIM kamu disini, saya tunggu?.. Sop : (Yes!!) Ok pak ..gitu dong kalo gini dari tadi kan enak? Kemudian si sopir taksi segera menjalnkan kembali taksinya sambil berkata pada saya, Pak .. maaf kita ke ATM sebentar ya ... Mau transfer uang tilang . Saya berkata ya silakan. Sopir taksipun langsung ke ATM sambil berkata, ? ?Hatiku senang banget pak, walaupun di tilang, bisa ngasih pelajaran berharga ke polisi itu.? ?Untung saya paham macam2 surat tilang.? Tambahnya, ?Pak kalo ditilang kita berhak minta form Biru, gak perlu nunggu 2 minggu untuk sidang Jangan pernah pikir mau ngasih DUIT DAMAI?. Mending bayar mahal ke negara sekalian daripada buat oknum!?
Dari obrolan dengan sopir taksi tersebut dapat saya infokan ke Anda sebagai berikut: SLIP MERAH, berarti kita menyangkal kalau melanggar aturan Dan mau membela diri secara hukum (ikut sidang) di pengadilan setempat. itupun di pengadilan nanti masih banyak calo, antrian panjang, Dan oknum pengadilan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilai tilang... Kalau kita tidak mengikuti sidang, dokumen tilang dititipkan di kejaksaan setempat, disinipun banyak calo dan oknum kejaksaan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilang.. SLIP BIRU, berarti kita mengakui kesalahan kita dan bersedia membayar denda. Kita tinggal transfer dana via ATM ke nomer rekening tertentu (kalo gak salah norek Bank BUMN). Sesudah itu kita tinggal bawa bukti transfer untuk di tukar dengan SIM/STNK kita di kapolsek terdekat dimana kita ditilang. | |
| | | Justice Bao -= Um Momod =-
Jumlah posting : 1991 Age : 53 Location : Jakarta Job/hobbies : don't trust anybody Registration date : 07.03.08
| Subyek: Re: :: Dari Milis Saya :: Thu Jan 22, 2009 6:02 pm | |
| Informasi modus pemerasan Polisi Nakal
1. Mulai hari ini 20 Januari - 20 Pebruari 2009 ( satu bulan ) Mabes Polri dan seluruh Polda se Indonesia akan melaksanakan Operasi kejahatan di jalanan .
2. Himbauan dari Kepala Humas Polri Irjen Abubakar banyak Polisi nakal yang melakukan pemerasan dengan modus menjebak dengan cara menaruh Narkoba didalam mobil atau kamar hotel , untuk menghadapi Polisi Nakal caranya sebagai berikut :
a. Katakan dengan tegas dan berani bahwa barang Narkoba bukan milik anda.
b. Jangan sekali-kali mau disuruh memegang atau menyentuh barang narkoba atau tempat Narkoba atau barang / benda lain yang berdekatan dengan Narkoba ( Tas atau koper dll. )
c. Tanyakan Surat Perintah Tugas kepada petugas tersebut , tanyakan identitas lengkap petugas tersebut ( Kartu Tanda Anggota dll. )
d. Turuti kemauan petugas bila anda diancam , akan dibawa ke kantor Polisi
e. Jangan memberikan uang sedikitpun.
f. Minta dibuktikan melalui pengecekan sidik jari latent
g. Bila memang anda benar tidak perlu takut , segera laporkan kepada petugas Propam kesatuan Polri untuk mendapatkan perlindungan hukum . | |
| | | YENI GALUH NURPRATIWI -= Eyang Putri =-
Jumlah posting : 2770 Location : KAHYANGAN Job/hobbies : Beauty is my Life Registration date : 05.10.07
| Subyek: Re: :: Dari Milis Saya :: Mon Feb 23, 2009 10:23 pm | |
| | |
| | | Justice Bao -= Um Momod =-
Jumlah posting : 1991 Age : 53 Location : Jakarta Job/hobbies : don't trust anybody Registration date : 07.03.08
| Subyek: Re: :: Dari Milis Saya :: Tue Feb 24, 2009 3:27 pm | |
| " CINTA DI ATAS CINTA "
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga) (QS. 3: 14).
Portalinfaq. org – Perempuan oh perempuan! Pengalaman batin para pahlawan dengan mereka ternyata jauh lebih rumit dari yang kita bayangkan. apa yang terjadi, misalnya, jika kenangan cinta hadir kembali di jalan pertaubatan seorang pahlawan? Keagungan! Itulah misalnya pengalaman batin Umar bin Abdul Aziz. Sebenarnya, Umar seorang ulama, bahkan seorang mujtahid. Namun, ia besar di lingkungan istana Bani Umayyah, hidup dengan gaya hidup mereka, bukan gaya hidup seorang ulama. Ia bahkan menjadi trendsetter di lingkungan keluarga kerajaan. Shalat jamaah kadang ditunda karena ia masih sedang menyisir rambutnya.
Namun, begitu ia menjadi khalifah, tiba-tiba kesadaran spiritualnya justru tumbuh mendadak pada detik inagurasnya. Ia pun bertaubat. Sejak itu, ia bertekad untuk berubah dan merubah dinasti Umayyah. "Aku takut pada neraka," katanya menjelaskan rahasia perubahan itu kepada seorang ulama terbesar zamannya, pionir kodifikasi hadits, yang duduk di sampingnya, Al-Zuhri.
Ia memulai perubahan besar itu dari dalam dirinya sendiri, istri, anak-anaknya, keluarga kerajaan, hingga seluruh rakyatnya. Kerja keras itu membuahkan hasil; walaupun hanya memerintah dalam waktu 2 tahun 5bulan, tetapi ia berhasil menggelar keadilan, kemakmuran dan kejayaanserta nuansa kehidupan zaman Khulafa' Rasyidin. Maka, ia pun digelari Khalifah Rasyidin Kelima.
Akan tetapi, itu ada harganya. Fisiknya fisiknya segera anjlok. Saat itulah istrinya datang membawa kejutan besar; menghadiahkan seorang gadis kepada suaminya untuk dinikahinya (lagi). Ironis, karena Umar sudah lama mencintai dan sangat menginginkan gadis itu, juga sebaliknya. Namun, istrinya Fatimah, tidak pernah mengizinkannya; atas nama cinta dan cemburu. Sekarang, justru sang istrilah yang membawanya sebagai hadiah. Fatimah hanya ingin memberikan dukungan moril kepada suaminya.
Itu saat terindah dalam hidup Umar, sekaligus saat paling haru biru. Kenangan romantika sebelum saat perubahan bangkit kembali dan menyalakan api cinta yang dulu pernah membakar segenap jiwanya. Namun, cinta ini hadir di jalan pertaubatannya, ketika cita-cita perubahannya belum selesai. Cinta dan cita bertemu dan bertarung, di sini, di pelataran hati Sang Khalifah, Sang Pembaru.
Apa yang salah kalau Umar menikahi gadis itu? Tidak ada! Tapi, "Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Saya benar-benar tidak merubah diri saya kalau saya masih harus kembali ke dunia perasaan semacam ini," kata Umar. Cinta yang terbelah dan tersublimasi di antara kesadaran psiko-spiritual, berujung dengan keagungan; Umar memenangkan cinta yang lain, karena memang ada cinta di atas cinta! Akhirnya, ia menikahkan gadis itu dengan pemuda lain.
Tidak ada cinta yang mati di sini. Karena sebelum meninggalkan rumah Umar, gadis itu bertanya dengan sendu, "Umar, dulu kamu pernah sangat mencintaiku. Tapi, kemanakah cinta itu sekarang?" Umar bergetar haru, namun kemudian menjawab, "Cinta itu masih tetap ada, bahkan kini rasanya jauh lebih dalam!" | |
| | | Justice Bao -= Um Momod =-
Jumlah posting : 1991 Age : 53 Location : Jakarta Job/hobbies : don't trust anybody Registration date : 07.03.08
| Subyek: Re: :: Dari Milis Saya :: Tue Mar 03, 2009 1:33 pm | |
| BATU KUSAM
Suatu ketika seorang pengrajin batu berjalan di gunung yang sangat gersang dan melihat seonggok batu dengan warna coklat kusam yang telah diselimuti oleh lumut dan kenampakan luarnya relatif lapuk. Kemudian dengan sekuat tenaga sang pengrajin tersebut mengayunkan godamnya mengenai batu hingga mendapatkan bongkahan batu sebesar kepala, dan mulai terlihat warna asli dari batu tersebut adalah putih.
Dibawanya batu itu ke rumahnya, dipotongnya dengan menggunakan gerinda (alat pemotong batu), hingga percikan api hasil gesekan dengan batu itu sesekali terlihat. Dihaluskannya permukaannya yang kasar dari batu tersebut dan dipoles.
Siang dan malam, ia berusaha membuat sebentuk batu penghias cincin, dari warna batu yang putih dan kasar, berangsur-angsur menjadi putih, mengkilap dan licin. Pengrajin tersebut tahu betul kesempumaan bentuk sebuah batu penghias cincin, akhirnya terciptalah sebuah batu yang bemilai.
Andri telah beranjak dewasa. Sudah saatnya ia mencari gadis yang baik untuk dijadikan istri. Tapi sampai saat ini, ia belum juga berhasil. Bukan suatu hal yang aneh. Ia memang terlalu mempertimbangkan bibit-bebet- bobot calon istrinya. Maka, saat Musim panas mulai bertiup, Andri melakukan perjalanan ke Yogya. Di tengah perjalanan, Andri memutuskan untuk beristirahat di sebuah rumah penginapan yang berada di Sekitar Malioboro. Kebetulan ia bertemu dengan teman sekolahnya dulu. Maka Andri tak segan untuk menceritakan maksud perjalanannya itu. Seperti gayung bersambut, temannya menyarankan Andriuntuk mencoba melamar anak gadis keluarga Surya.
Menurut temannya itu, keluarga Surya adalah keluarga yang status social ekonominya sederajat dengan Andri. Lagipula, gadis itu sangat cantik dan terpelajar. Andri girang bukan main.Sebelum berpisah, teman Andri berjanji untuk mempertemukannya dengan 'Pak Comblang' dari keluarga Surya , esok pagi. Pak Comblang inilah yang akan meneruskan data pribadi Andri kepada gadis tersebut. Bila keluarga itu berkenan menerimanya,maka Andri akan segera berkenalan, sebelum lamaran resmi atau khitbah diajukan.
Kegembiraan yang meluap-luap memenuhi rongga dada Andri. Dibentangkannya sajadah, lalu ia mulai sholat istikhoroh. Baru kali ini Andri merasa melakukannya dengan sepenuh hati, dengan kepasrahan yang murni ... Ah. Tak terasa air mata Andri berjatuhan. Diam-diam menyelinap suatu penyesalan. Mengapa ia baru bisa khusyu' dan dapat merasakan ikatan yang erat dengan Allah, ketika ada masalah berat dan serius yang harus ia hadapi ? ...
Waktu subuh belum lama berlalu, namun Andri telah bersiap untuk pergi menemui Pak Comblang. Makin cepat makin baik, pikirnya. Di bawah sinar bulan sabit yang kepucatan, Andri bergegas menuju tempat itu. Fajar belum juga merekah ketika Andri sampai di tempat yang dijanjikan. Sepi sekali. Nyanyian jangkrik perlahan menghilang. Andri benar-benar sendirian. Di tengah kegamangan hatinya, Andri mencoba mengitari bangunan itu. Seperti sebuah musholla kecil. Cahaya lilin yang memantul di sela-sela kaca jendela, membangkitkan rasa ingin tahunya.
Andri berjingkat ke arah jendela. Ditempelkan matanya ke celah-celah ... "Hei, masuklah!" "Jangan mengintip seperti itu!" Andri tersentak. Rasa malu, kaget dan takut berbaur menjadi satu. "Ayo, masuklah. Jangan takut!" Suaranya lebih lembut namun tetap berwibawa. Andri ragu-ragu. Tetapi rasa ingin tahu sedemikian menyerbunya. Akhirnya ia memberanikan diri melangkah ke dalam. "Kemarilah!" ajaknya tanpa melihat muka Andri. Andri memperhatikan dengan penuh seksama. Laki-laki itu belum terlalu tua, tapi wajahnya memancarkan kebaikan yang seolah-olah bersumber dari seluruh aliran darahnya. Bijak, arif, lembut namun tegas. Tentulah ia pengemban amanah yang luar biasa, pikir Andri. Laki-laki itu duduk di atas permadani sambil membaca sebuah buku. Lalu ia berkata perlahan: "Belum saatnya Andri .... Belum saatnya." Andri menatap wajahnya dengan penuh kebingungan.
Lalu laki-laki itu kembali melanjutkan. Kali ini ditatapnya Andri dengan ketajaman jiwa. "Kau tahu? Semenjak seseorang ada dalam kandungan ibunya, Allah Ta'ala telah menetapkan 3 hal untuknya. Kau sudah tahu bukan! Salah satu di antaranya adalah jodohnya.. pasangan hidupnya." "Hmmmm..... seperti benang sutera." "Ya, seperti benang sutera yang diikatkan di antara mereka berdua. Kepada kaki laki-laki atau bayi perempuan yang lahir dan ditakdirkan berjodohan satu dengan yang lainnya. Begitu simpul diikatkan, maka tak ada suatu hal pun yang dapat memisahkan mereka."
"Salah seorang diantara mereka mungkin saja berasal dari keluarga yang miskin, sedang yang lainnya dari keluarga yang kaya. Atau mereka terpisah bermil-mil jaraknya, bahkan mungkin ada yang berasal dari dua keluarga yang saling bermusuhan. Tapi pada akhirnya, bila saatnya telah tiba, mereka akan menjadi suami istri. Tak ada suatu hal pun yang dapat mengubah takdir itu." Laki-laki itu terdiam sesaat. Andri kini sudah sepenuhnya duduk terpekur di hadapannya.
Kalimat demi kalimat disimaknya dengan seksama. "Jodoh adalah masalah yang paling ajaib dan paling gaib. Suatu rahasia kehidupan yang tak akan pernah tuntas untuk dimengerti. Bayangkan. Dua anak yang berbeda, tumbuh di lingkungannya masing-masing. Sebagian besar mungkin tidak menyadari kehadiran satu dengan lainnya. Tapi bila saatnya tiba, mereka akan bertemu dan mengekalkan ikatannya dalam tali pernikahan."
"Kalau ada wanita atau laki-laki lain yang muncul di antara keduanya, ia akan terjatuh. la tak akan mampu melewati bentangan tali sutera yang telah diikatkan pada mereka. Ah, kau pasti pernah melihat orang yang patah hati bukan? Hhh, sebagian orang yang bodoh dan tak kuat menahan cobaan, memilih mati daripada patah hati. Bukan takdir yang memilihnya untuk bunuh diri. Itu pilihannya sendiri, ia cuma tak sabar menanti saat pertemuan itu datang." | |
| | | Justice Bao -= Um Momod =-
Jumlah posting : 1991 Age : 53 Location : Jakarta Job/hobbies : don't trust anybody Registration date : 07.03.08
| Subyek: Re: :: Dari Milis Saya :: Tue Mar 03, 2009 1:37 pm | |
| BATU KUSAM 2
"Ketahuilah, Andri . Masalah jodoh adalah rahasia Allah. Kau harus dapat berdamai dengan takdirmu." "Bagaimana dengan aku!" sela Andri. "Apakah aku akan berhasil menikah dengan anak gadis dari keluarga Surya? Apakah ia takdirku?" tanyanya tak sabaran. Laki-laki itu tersenyum.
"Belum saatnya Andri. Belum saatnya. Suatu saat nanti, kau akan menikah dengan seorang gadis shalihat, cantik dan pintar. Pun dari keluarga yang terhormat. Kelak, setelah menikah, kalian akan mempunyai anak laki-laki. Dan anakmu akan menjadi pedagang yang terpelajar. Ia dermakan kekayaannya untuk agama Allah. la juga akan menjadi anak yang senantiasa memelihara kedua orang tuanya. Meskipun kalian sudah tua renta nanti. Hal ini tak lepai dari peranan ibunya dalam mendidik anak itu."
"Tapi itu nanti. Bila calon istrimu telah mencapai usia 17 tahun. Sayangnya, saat ini dia masih berumur 7 tahun."
"Hah!" Andri kebingungan. "Jadi saya harus membujang selama 10 tahun ?!" Andri menatap tak percaya. Ia berharap semua hanya kemungkinan karena ia salah dengar saja. Andri mencari kesungguhan di sana. Tapi semua sia-sia. Air muka laki-laki itu tak berubah sedikit pun. Dan Andri menyadari semua adalah kebenaran.
"Kalau begitu, di mana dia sekarang? Dimana saya dapat menemui calon istri saya? Tolonglah?!" Andri memohon padanya. "Oh, gadis itu tinggal dengan wanita penjual sayur. Tak jauh dari sini. Setiap pagi, wanita itu datang ke pasar dan menjajakan sayurannya di sebelah kios ikan." Kukuruyukkkkk ...!! Suara nyaring ayam jantan memecah keheningan. Andri tersentak. Kukuruyukkkkk. ..! ! Kokok nyaring ayam jantan membangunkan Andri dari tidurnya. Ah, rupa-rupanya ia tertidur di atas sajadah. Alhamdulillah, waktu subuh belum habis. Andri bersegera mengambil wudhu. Sehabis sholat subuh,Andri kembali teringat mimpinya. Seolah semua menjadi teka-teki. Andri belum tahu apakah harus menganggapnya sebagai jawaban atas sholat istikhorohnya atau tidak. Untuk mcnyingkap tabir mimpi itu, cuma ada satu cara yang bisa dilakukannya: mencari gadis kecil yang katanya calon istrinya itu!
Lalu Andri pun bergegas ke pasar terdekat. Sepanjang jalan ia berdoa dan berjanji. Berdoa agar calon istrinya memang benar-benar baik bibit, bebet dan bobotnya. Sebagaimana telah diisyaratkan dalam mimpi. Dan berjanji untuk menerima takdirnya dan berusaha menjadi muslim yang baik. Lebih baik dari kualitasnya sekarang. Fajar telah lama merekah saat Andri tiba di sana. Orang-orang mulai melakukan kegiatannya. Pembeli mulai berdatangan. Ramai. Namun belum seramai satu jam yang akan datang. Maka Andri lebih leluasa untuk mengamati sekitarnya. Matanya berkeliling mengitari pasar, lalu tertumbuk pada sosok kecil di samping kios ikan.
Wanita itu tua, kotor, lusuh. Kumal. Rambutnya telah keabu-abuan. Dengan sebelah mata tertutup lapisan katarak, ia duduk di selembar alas sambil menggendong bocah kecil di dadanya. "Oh, tidak!! Bagaimana mungkin?! Ini pasti kekeliruan!" Andri menatap kembali bocah terlantar yang kurus kering itu. Hatinya hancur. Ah, mimpi semalam benar-benar hanya bunga tidur. Andri kembali ke penginapannya dengan hati lesu. Kali ini bukan saja ia kecewa karena calon istrinya ternyata hanya seorang bocah gelandangan, tapi juga karena 'Pak Comblang' dari keluarga Surya tidak datang pada pertemuan yang ia janjikan. Tanpa suatu penjelasan apapun. Ah, sudah jatuh dari tangga, tertimpa genteng pula!
Saya adalah seorang yang terpelajar. Sudah selayaknya saya mendapatkan seorang gadis dari keluarga terhormat. Semakin lama Andri memikirkan hal tersebut, semakin jijik ia membayangkan kemungkinan menikahi bocah kumal itu. Benar-benar menggelikan. Andri khawatir hal tersebut benar-benar akan terjadi. Dan ia tidak dapat tidur semalaman. Keesokan hatinya. Andri pergi ke pasar bersama dengan pelayan setianya. Andri menjanjikan imbalan yang sangat besar apabila ia berhasil membunuh bocah kumal itu. Andri dan pelayannya berdiri di belakang pembeli. Begitu kesempatan datang, pelayan Andri menikamkan pisaunya ke arah si anak, lalu mereka kabur. Bocah kecil itu menangis dan wanita buta yang menggendongnya berteriak-teriak: "Pembunuh! Pembunuh!" Kegemparan segera menyebar ke seluruh penjuru pasar.
Sementara itu, Andri dan pelayannya telah lenyap dari tempat kejadian. "Kau berhasil membunuh dia?" tanya Andri terengah-engah. "Tidak," jawab pelayannya. "Begitu saya menghunjamkan pisau ke arahnya, anak itu berbalik secara tiba-tiba. Saya rasa saya hanya melukai mukanya. Dekat alisnya." Andri segera meninggalkan penginapan. Kejadian itu dengan segera terlupakan oleh masyarakat sekitar. Ia kemudian pergi ke arah Barat menuju ibukota. Karena kecewa dengan kegagalan pernikahannya, Andri memutuskan untuk berhenti memikirkan perkawinan. Tiga tahun kemudian Andri dijodohkan dengan gadis yang mempunyai reputasi baik yang berasal dari keluarga Hartono. Sebuah keluarga yang cukup terkenal di masyarakat sekitar. Anak gadisnya terpelajar dan sangat cantik.
Semua orang memberi selamat pada Andri. Persiapan pernikahan tengah dilangsungkan, ketika suatu pagi Andri menerima berita yang menyakitkan. Calon istrinya melarikan diri dengan laki-laki yang dicintainya. Mereka berdua telah menikah di kota lain. Selama dua tahun Andri berhenti memikirkan pernikahan. Saat itu ia berusia dua puluh delapan tahun. Ia berubah pikiran tentang mencari pasangan dari masyarakat yang sekelas dengannya; seorang gadis kota terpelajar.
Maka Andri pergi ke pedesaan, mencari suasana baru. Di desa, Andri menghabiskan waktu dengan mempelajari buku-buku. Suatu hari ia membawa bukunya ke sungai di dekat ladang, agar lebih nyaman membacanya. Tanpa sengaja ia melihat gadis desa yang sedang memanen kentang. Andri jatuh hati padanya dan bersegera menemui orang tua gadis itu. Gayung bersambut, gadis itu menerima lamarannya. Maka Andri bergegas ke kota untuk membeli perhiasan dan baju sutera serta segala persiapan pernikahan. Selama beberapa hari, Andri berkeliling mengunjungi saudara-saudaranya untuk mengabarkan berita gembira itu. | |
| | | Justice Bao -= Um Momod =-
Jumlah posting : 1991 Age : 53 Location : Jakarta Job/hobbies : don't trust anybody Registration date : 07.03.08
| Subyek: Re: :: Dari Milis Saya :: Tue Mar 03, 2009 1:41 pm | |
| BATU KUSAM 3
Seminggu kemudian ia kembali ke desa. Tapi yang ditemuinya hanya kabar buruk tentang sakitnya sang calon. Andri bersedia menunggu sampai ia sembuh. Sampai setahun hampir berlalu, penyakit calon istrinya malah semakin parah. Gadis itu kehilangan seluruh rambutnya dan menjadi buta. Ia menolak menikahi Andri dan berpesan pada orang tuanya untuk meminta Andri melupakan dia. Ia mohon agar Andri mencari gadis lain yang layak untuk dijadikan istri.
Tahun demi tahun berlalu, sampai akhirnya Andri mendapatkan calon yang sempurna. Bukan saja ia cantik dan masih muda, tapi juga pencinta buku dan seni. Tak ada rintangan, khitbah pun segera dilangsungkan. Tiga hari sebelum pernikahan, gadis itu terjatuh dari tangga dan mati. Sepertinya nasib mengolok-olokkan Andri.Andri Ku menjadi fatalis. Ia tidak lagi peduli pada wanita, ia hanya bekerja dan bekerja. Sekarang ia bekerja di kantor pemerintahan di Yogya. Mengabdikan diri pada tugas dan sama sekali berhenti memikirkan pernikahan. Tapi ia bekerja dengan sangat baik, sehingga atasannya, Hakim Sulaiman, terkesan pada dedikasi dan kesungguhannya. Lalu mengusulkan Andri untuk menikahi keponakannya. Pembicaraan itu sangat menyakitkan Andri.
"Mengapa Tuan mau menikahkan keponakan Tuan pada saya! Saya terlalu tua untuk menikah." Pejabat itu menasehati Andri tentang keburukanmembujang. Lagipula menikah adalah sunnah Rasulullah. Maka Andri menyetujuinya, meskipun ia sama sekali tidak antusias. Andri benar-benar tidak melihat istrinya sampai pernikahan benar-benar selesai dilangsungkan. Istrinya ternyata masih muda, Andri lega melihatnya. Tingkah lakunya sangat baik dan Andri harus mengakui bahwa ia adalah istri yang sangat baik. Taat, sholihat dan selalu menyenangkan. Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak menyukainya. Bila di rumah, istrinya selalu menata rambut dengan cara yang khas, sehingga menutupi pelipis kanannya. Menurut Andri, dengan tata rambut seperti itu istrinya kelihatan sangat cantik, tetapi ia agak heran. Tak kurang dari satu bulan, Andri telah benar-benar jatuh cinta kepadanya. Suatu saat ia bertanya, "Mengapa dinda tidak mengganti gaya rambut sekali-kali? Maksudku, mengapa dinda selalu menyisirnya ke satu arah?"
Istri Andri menyibakkan rambutnya dan berkata, "Lihatlah!" Ia menunjuk ke luka di pelipis kanannya. "Bagaimana bisa begitu?" "Aku mendapatkannya saat berumur tujuh tahun. Ayahku meninggal di kantornya, sedangkan ibu dan abangku meninggal dunia pada tahun yang sama. Kemudian aku dirawat oleh ibu susuku. Kami mempunyai rumah di dekat Gerbang Selatan Yogya, dekat kantor ayahku. Suatu hari, seorang pencuri tanpa alasan apa pun, mencoba membunuhku.Kami sama sekali tidak mengerti, kami tidak pernah punya musuh. Ia tidak berhasil, tapi ia meninggalkan luka di kepala sebelah kananku. Karena itulah aku selalu menutupinya darimu."
"Apakah ibu susumu hampir buta?" "Ya. Kok tahu?" "Akulah pencuri itu. Ah, tapi bagaimana mungkin! Semua begitu aneh. Semua terjadi, seperti ada yang telah mentakdirkan. " Andri kemudian menceritakan semuanya. Bermula dari mimpinya setelah ia sholat istikhoroh, sekitar sepuluh tahun yang lalu. Istrinya juga bercerita, ketika ia berusia sembilan atau sepuluh tahun, pamannya menemukan ia di Sung-Cheng dan mengambilnya untuk tinggal bersama keluarganya di Shiang-Chow.
Akhirnya mereka menyadari bahwa pernikahan mereka adalah sebuah takdir yang telah digariskan Allah Ta'ala. Andri menangis. Ia malu pada Penciptanya. Malu pada kesombongannya untuk menentang takdir. Ah ... pada saat itulah, Andri menyerahkan segala urusannya kepada Allah. Tapi kenapa ketika ia mendapatkan petunjuk, ia malah mengingkarinya ?
Saat itu juga, Andri melakukan sholat taubat. Untuk menjadi mukmin yang baik. Begitulah, kasih sayang di antara mereka kian tumbuh subur. Setahun kemudian lahirlah anak laki-laki. Istri Andri mendidiknya dengan sangat baik. Setelah dewasa, ia menjadi seorang yang terpelajar. Usahanya di bidang perdagangan maju pesat. Ia sangat penyantun dan terkenal kedermawanannya.
Ketika sang anak menjadi gubernur, Andri telah lanjut usia. Anak dan istrinya tetap setia memelihara dan mencintainya. Di tempat mereka pertama kali bertemu, empat belas tahun sebelum pernikahan, anak Andri membangun tempat peristirahatan untuknya.
"Dan segala sesuatu kami jadikan berjodoh-jodohan, agar sekalian kamu berpikir." (QS 51 : 49).
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (QS. 30:21) | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: :: Dari Milis Saya :: | |
| |
| | | | :: Dari Milis Saya :: | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |
|