Jum'at, 08 Mei 2009 | 22:44 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Setelah iklan rokok dibatasi, pemerhati kesehatan bergerak. Mereka mulai menyarankan perlunya pembatasan iklan makanan cepat saji untuk mengurangi resiko obesitas pada anak.
Pada anak? Ya. Bila di negara miskin ada masalah kurang gizi pada anak yang diganti dengan istilah "gizi buruk", maka di negara maju ada obesitas pada anak.
Ahli nutrisi di Dewan Kanker negara bagian New South Wales Australia yang baru mempresentasikan hasil penelitian mereka di 11 negara mengatakan 177 juta anak-anak dan remaja di bawah 18 tahun kegemukan. Lembaga itu mengatakan pengamatan mereka lakukan pada anak-anak di Australia, Asia, Eropa Timur dan Barat, serta Amerika Utara dan Selatan.
Lembaga itu mengatakan dua per tiga dari total tayangan iklan makanan di televisi adalah iklan makanan cepat saji atau yang populer dengan sebutan "junk food".
Amerika Serikat dan Jerman disebut sebagai negara yang paling banyak menayangkan iklan makanan junk food dengan persentase 90 persen. Sedangkan di Inggris dan Australia sekitar 50 persen.
Lembaga itu mengatakan metode promosi memainkan peran besar dalam mempengaruhi pilihan atau selera anak-anak.